Rabu, 04 November 2015

Manusia Unik Yang Telah 15 Tahun Di Luar Angkasa

November, Manusia Unik Yang Telah 15 Tahun Hidup Di Luar Angkasa

RABU, 04 NOVEMBER 2015 | 15:28 WIB
November, Manusia Telah 15 Tahun Hidup Di Laur Angkasa
Astronot Mike Hopkins, Flight Engineer Ekspedisi 38, berpartisipasi dalam spacewalks kedua di stasiun luar angkasa internasional, 24 Desember 2013. Stasiun ini telah dihuni manusia selama 15 tahun. REUTERS/NASA
beritahanyadi.blospot.com
Jakarta - November 2015 merupakan perayaan 15 tahun atas kemampuan manusia untuk hidup di luar angkasa. Terhitung Senin, 2 November 2015 manusia secara bergantian telah mampu hidup di luar angkasa. Angka ini bahkan lebih panjang dari umur pemutar musik Ipod keluaran Apple.


Selama kurun waktu 15 tahun tersebut lebih dari 220 astronot dan cosmonot dari 17 negara telah mengunjungi dan tinggal di sebuah stasiun internasional luar angkasa seharga US$ 140 miliar atau setara Rp 1,89 kuadriliun.


Pada peringatan kristal stasiun yang harus mengudara hingga tahun 2028 ini, enam orang penghuni angkasa ini tidak saling bertukar kado namun keenamnya mengambil waktu untuk bersama-sama merenungkan pencapaian mereka. ”Bagi saya, percobaan yang paling penting adalah menjaga manusia tetap hidup untuk jangka waktu yang panjang,” kata Scott Kelly, astonot NASA.


”Semua yang kami lakukan adalah sesuatu yang perlu kami eksplorasi lebih dalam lagi di luar angkasa untuk jangka waktu yang lama,” kata Kelly. Bagi mereka menjaga laboratorium seluas lapangan sepakbola dengan anggaran tahunan US$ 3 miliar atau Rp 40,5 triliun, tetap terbang tidaklah mudah dan tidak selalu berjalan mulus. Pada tahun 2007, tiga komputer penerbangan utama gagal, meninggalkan astronot tanpa kontrol dari mesin pendorongnya, generator oksigen, pembersih karbon monoksida dan sistem kontrol lingkungan lainnya. Setelah beberapa jam mengalami kepanikan akhirnya mereka mampu mengulang sistem.


Bahkan baru-baru ini, helm astronot asal Itali Luca Parmitano sempat terisi air ketika sedang berjalan kaki di angkasa. Insiden tersebut bisa berakibat fatal jika saja astronot tersebut tidak bergegas kembali ke airlock. “Itu terjadi begitu cepat dan juga berakhir sangat cepat, tidak ada satupun dari kami sempat memikirkan kenapa hal itu bisa terjadi,” ujar Mike Suffredini Manager Program ISS, seperti yang dilansir dalam Ars Technica, Selasa, 3 November 2015.


Untuk melakukan misi ke planet Mars, bahkan dibutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun untuk melakukan perencanaan hingga pelaksanaanya. Jadi, hari ini setelah 15 tahun menyediakan pelabuhan angkasa yang aman untuk manusia dari planet bumi, Stasiun Luar Angkasa Internasional benar-benar mewakili pola diplomatik untuk memperluas jangkauan manusia dalan tata surya.